Kita sekalian
bermufakat kalau dalamsatu kata dimana bisa dipergunakan kata “Tuhan dan kata
“Allah,maka kita akan mengutamakan dan memilih kata”Allah”atau sering disebut
dengan lafdzul-Jalalah.Karena Lafadz Allah ini mempunyai i’jaaz,dan dapat
menggerakan hati dan jiwa orang mukmin menjadi takut dan gentar terhadap
kehaibatan-Nya
Bukaknkah apa
yang dinamakan takbir itu lafadz Allahu Akbar.Tidak sah apabila lafadz
takbiratul ihram kalau “Allah”nya diganti dengan lafadz Arrohman atau Alajabbar
dan Assmaullah yang lain,karena penggantian ini akan dapat menghilangkana
i’jaanya takbir,yaitu lafadz Allah.
Imam Ahmad Bin
Hanbal dalam musnadnya,imam Muslim dan Iman Attirmidzi mentakhrijkan suatu
hadist sahih dari Annas ra.Bahwa btelah bersabda Rosulullah saw yang artinya:
Akan tetapi
didalam suatu susunan kata dalam berkhotbah,adakalanya kita tidak bisa
menghindarkan kata “Tuhan” itu untuk diucapkan.Seperti kalimat:Siapakah Tuhan
Kita? Maka dijawab : Tuhan kita Adalah Allah.Dalam bentuk kalimat ini sudah
barang tentu kata Tuhan Lebih tepat untuk digunakan.Inipun tidak berarti bahwa
kita tidak boleh mengucapkan lafadz Ya Tuhanku atau Ya tuhan kami.
Karena berapa
banyak do’a para Ambiya didalam Al-Qur’an sering menggunakan lafadz:Robbanaa
yang artinya adalah Ya Tuhan Kami.Tafsir manapun tidak ada yang mentafsirkan
lafadz Robbi dengan kata Allahku,karena lafadz Robbun adalah nama pangkat dan
pangkat itu adalah sifat,maka sudah barang tentu bisa diterjemahkan.
Adapun lafdzul
jalalah atau lafadz Allah adalah isim ‘alam,nama pribadi atau tidak bisa
diterjemahkan.Allah adalah nama dzat yang wajib wujudNya.Sedangkan lafadz Tuhan
adalah sifatNya.Karena para mutakallimin mengatakan bahwa makna ketuhanan
adalah:
JadiAllah nama DzatNya dan Tuhan nama pangkatNya.Seperti nama anda Abdul Majid Banjar,ini tidak
bisa diterjemahkan dikarenakan isim ‘alam.Nama pekerjaan anda mudarris yang
berarti guru,sebab kata mudarris adalah sifat.
Wallahu
a’lam.Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:
Posting Komentar